Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ: Veteran Belanda: Orang Indonesia Ramah dan Baik

Selasa, 13 Desember 2011

Veteran Belanda: Orang Indonesia Ramah dan Baik



Pada 9 Desember 1947 tentara Belanda menyerbu desa Rawagede dan membunuh ratusan pria dan anak laki-laki. Menurut versi Belanda jumlah korban 150 orang, sementara versi Indonesia menyebut 431 orang.
Mohon maaf
Pemerintah Belanda memutuskan memberi ganti rugi 240 juta rupiah kepada para ahli waris yang menggugat di pengadilan Den Haag. Selain itu pengadilan memutuskan agar pemerintah Belanda mohon maaf kepada para korban dan kerabatnya.

Dalam laporannya, koran Het Algemeen Dagblad(AD) menampilkan reaksi para ahli waris korban terhadap keputusan pengadilan Belanda tersebut. Anti Rukiyah (93), salah satu janda korban, merasa lega. Dia sebenarnya tidak begitu mengharapkan ganti rugi. "Selama saya bisa makan dan anak-anak saya bahagia, saya juga bahagia," katanya.
"Kita harus memaafkan tentara Belanda," kata Wanti Binti Sariman, ahli waris lain.
Selain mengutip reaksi para kerabat korban, AD juga menampilkan tanggapan para veteran dan orang-orang Belanda yang dulu bertugas di Hindia Belanda, nama Indonesia di zaman penjajahan Belanda.
Marah
Janda Jenderal Spoor sangat marah ketika mendengar berita pemerintah Belanda harus membayar ganti rugi. "Masa minta maaf dan membayar ganti rugi," katanya.
Kejadian seperti di Rawagede itu, menurut Nyonya Spoor, terjadi di seluruh Hindia Belanda. Kedua belah pihak melakukan itu, tambahnya. Ia bertanya-tanya kenapa tidak ada yang menyebut kekerasan yang dilakukan pihak Indonesia.
"Apakah Indonesia juga mau minta maaf atas pembunuhan yang mereka lakukan terhadap pemuda-pemuda Belanda?"
Tersinggung
Para veteran tentara Belanda juga berkeberatan terhadap permintaan maaf pemerintah Belanda dan penawaran ganti rugi bagi korban Rawagede. Wil Patist, pengurus VOMI, yaitu persatuan veteran Belanda yang ditugaskan ke Indonesia, mengatakan semua veteran Hindia Belanda tersinggung.
Patist tidak membantah, peristiwa seperti di Rawagede itu terjadi di Hindia Belanda zaman itu. Hal seperti itu biasa terjadi dalam kondisi perang, katanya.
Reint Meijer, putra seorang tentara Belanda yang bergabung di Tijgerbrigade (Brigade Macan, Red.) terlibat penyerbuan Rawagede, bercerita di sebuah forum. Ia menulis, ayahnya mengalami trauma dan stress. "Ia berusaha bertaubat kepada Tuhan, sehubungan dengan peristiwa Rawagede. Menurut dia, mayoritas orang Indonesia baik dan ramah."
Demikitan tulis Reint Meijer, seorang putera tentara Belanda yang terlibat pembantaian Rawagede, seperti dikutip Het Algemeen Dagblad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar